Senin, 16 April 2012

Stres

Semua manusia tentu pernah mengalami stres bahkan ada juga terlalu sering mengalami stres maupun depresi. Sekalipun jika kita hidup sendiri tentu hal terebut akan memacu sesaorang menjadi jenuh dan deperesi yang lama kelamaan akan berubah menjadi stres, akan tetapi ini bukan arti dari stres yang akan kita bahas. Tahukah anda bahwa sistem syaraf juga memerlukan rangsangan agar tetap dapat terlatih hingga selanjutnya bisa tetap berfungsi dengan baik. Ada stres jelek dimana stres yang terlalu kuat dan bertahan lama. Stres yang seperti inilah yang dapat mengganggu kesehatan jasmani dan rohani seseorang. Terkadang ada stres yang berkelanjutan yang timbul karena polusi udara dan kebisingan, kepadatan dan kemacetan lalulintas, tindakan kejahatan, beban kerja yang belebihan, atau bisa juga karena kehilangan seseorang yang dicintai dalam bencana atau kecelakaan. Pengertian stres oleh Atkinson, “ Stres terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya.” Keadaan sosial, lingkungan, dan fisikal yang menyebabkan stres dinamakan stresor. Sementara reaksi orang terhadap peristiwa tesebut dinamakan respon stres, atau secara singkat disebut stres. Sedangkan menurut Lazarus, “ Stres adalah bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan, yang dinilai individu sebagai sesuatu yang membebani atau melampaui kemampuan yang dimilikinya.

Karakteristik Peristiwa Stres
Ada beberapa peristiwa yang menyebabkan stres seperti halnya perang, gempa bumi, bom atau kecelakaan nuklir, perubahan besar dalam kehidupan seseorang seperti pindah rumah baru, pindah pekerjaan, kehilangan teman, menderita penyakit serius, pergumulan dalam kehidupan sehari-hari, kehilangan barang-barang berharga, terjebak dalam kemacetan, hingga perbedaan-perbedaan pendapat. Beberapa sumber dari stres :
1.      Peristiwa Traumatik
Yaitu situasi bahaya ekstrim di luar rentang pengalaman manusia yang lazim. Misalnya bencana alam, gempa bumi, kecelakaan, penyerangan fisik.
2.      Peristiwa yang tidak dapat dikendalikan
Peristiwa besar yang tidak dapat dikendalikan. Misalnya ditinggal orang dicintai, terserang penyakit serius, cacat, dipecat. Sedangkan peristiwa ringan yang tidak dapat dikendalikan misalnya tidak mendapatkan maaf dari seseorang, dan jadwal pergi yang tertunda. Stres yang muncul dikarenakan ketidakmampuan atas mengontrol terjadinya suatu peristiwa.

Adapun reaksi psikologis sebagai berikut :
·         Kecemasan
Kecemasan adalah emosi tidak menyenangkan yang ditandai oleh perasaan seperti khawatir, prihatin, tegang, dan rasa takut yang dialami oleh semua manusia tetapi dengan kadar dan tingkatan yang berbeda-beda. Salah satu definisi kecemasan yaitu takut akan kelemahan.Apabila seseorang mengalami peristiwa di luar rentang penderitaan manusia normal seperti pemerkosaan, bencana alam, penculikan, maka akan mengalami suatu kumpulan berat yang berkaitan dengan kecemasan dan dikenal dengan gangguan stres pasca-traumatik. Gejala-gejalanya seperti mati rasa terhadap dunia seperti hilangnya minat untuk beraktivitas dan merasa tersingkir, kecenderungan menghidupkan trauma secara berulang-ulang dalam kenangan, dan gangguan tidur, sulit berkonsentrasi, hingga kesiagaan yang berlebihan.
·         Kemarahan dan Agresi
Reaksi ini timbul apabila upaya seseorang untuk menggapai suatu tujuan terhalang, akibatnya muncul dorongan agresi dan selanjutnya memotivasi perilaku untuk merusak objek atau orang yang membuat dia menjadi frustasi tersebut.
·         Apati dan Depresi
Respon ini merupakan respon dimana objek menarik diri dan apati. Jika kondisi stres akan terus berjalan hingga individu tidak dapat mengatasinya, maka apati dapat menjadi semakin berat dan meningkat menjadi stres. Tekanan-tekanan yang terus berlanjut inilah yang semakin mudah memacu seseorang untuk menjadi stres.
·         Gangguan Kognitif
Selain reaksi-reaksi emosional pada stres, orang juga dapat menunjukan gangguan kognitif berat jika berhadapan dengan stresor yang serius. Sehingga membuat sulit berkonsentrasi, sulit mengorganisir pikiran secara logis. Konflik-konflik yang terjadi sehingga tidak dapat diselesaikan dengan baik, hal ini tentu juga akan mengganggu pekerjaan bahkan akan cenderung memburuk. Gangguan kognitif ini timbul karena dua faktor, seperti tingkat rangsang emosional yang tinggi dan gangguan kognitif dari pemikiran yang terus menerus muncul dan mengganggu dalam otak ketika berhadapan dengan stresor.
Tuntutan yang secara umum dapat memunculkan stres dan beberapa bentuk dari stres tersebut:
1.      Frustasi
Frustasi muncul apabila usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan mendapatkan hambatan dan gegagalan. Hambatan tersebut dapat dari lingkungan maupun dari individu.
2.      Konflik
Apabila individu dihadapkan pada suatu keharusan untuk memilih salah satu diantara kebutuhan dan tujuan.
3.      Tekanan
Apabila individu mendapatkan tekanan atau paksaan untuk mencapai suatu hal tertentu untuk bertingkah laku dengan cara tertentu.
4.      Ancaman
Antipasi indvidu terhadap hal-hal yang merugikan atau tidak bagi dirinya.

Kecakapan dalam menanggulangi masalah :
            Ada dua strategi dalam proses seseorang untuk menghadapi tuntutan yang menimbulkan stres atau coping :
·         Strategi Terfokus Masalah ( Problem Focus Coping ), yaitu upaya utnuk memfokuskan perhatian pada masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi dengan terus berfikir untuk menemukan cara untuk mengubahnya atau menghindarinya. Gunanya untuk menentukan masalahnya, mencari pemecahan alternatif, menimbang-nimbang alternatif, dan memilih salah satunya dan mengimplementasikannya. Hasil menunjukan dengan Strategi Terfokus Masalah dapat mempersingkat waktu berlangsungnya depresi dan efektif dalam membantu mereka mengatasi depresi dan bereaksi secara lebih adaptif terhadap stresor.
·         Strategi Terfokus Emosi ( Emotional Focus Coping ), yaitu upaya untuk mencegah emosi negatif menguasai diri seseorang atau mencegah terjadinya masalah yang tidak dapat dikendalikan. Moss telah meneliti dan membagi cara-cara untuk mengatasi persoalan tersebut yaitu Strategi Perilaku seprti latihan fisik untuk beralih dari masalah, dan strategi kognitif dimana berusaha untuk tidak khawatir akan permasalahan tersebut, dan menyingkirkan sejenak masalah-masalah tersebut. Adapun strategi perenungan dan pengalihan oleh Nolen Hoeksema.
·         Strategi Pengindaran Negatif ( Negative Avoidant Strategies) yaitu aktivitas yang dapat mengalihkan kita dari mood, tetapi berbeda dari strategi pengalihan.

Mekanisme Pertahanan Sebagai Strategi terfokus emosi
Adapun jenis-jenis dari Defense mechanism, yaitu :
·         Represi
Freud menganggap represi merupakan mekanisme pertahanan yang paling dasar dan yang paling penting. Dalam represi, impuls dan memori yang menimbulkan rasa malu, rasa bersalah, atau sikap mencela diri sendiri, ditekan atau direpresi masuk alam bawah sadar.
·         Rasionalisme
Sebagai bentuk mekanisme pertahanan tidak sama artinya dengan bertindak secara rasional. Fungsi dari rasional sendiri yaitu untuk menghilangkan kekecewaan pada saat kita gagal mencapai tujuan dan merasionalisasikan apa yang telah kita lakukan untuk menempatkan perilaku kita dalam pandangan yang lebih menguntungkan.
·         Pembentukan Reaksi
Pembentukan reaksi terjadi ketika orang melakukan perbuatan yang sebaliknya dari motif yang sesungguhnya.
·         Proyeksi
Perilaku seseorang yang menutupi kualitas perilakunya yang tidak layak atau kurang baik, kemudian mengenakan atau memproyeksikan kualitas ata sifat yang tidak baik tersebut kepada orang lain.
·         Penyangkalan
Upaya untuk mengingkari atau menolak kenyataan negatif yang ada pada diri atau pada keluarga.
·         Intelektual
Upaya melepaskan diri dari situasi stres dan menghadapi dengan menggunakan istilah yang abstrak dan intelektual. Cara ini sering digunakan oleh masalah pada kehidupan terhadap pekerjaan.
·         Pengalihan
Mekanisme yang dapat menurunkan kecemasan dan memuaskan motif yang tidak dapat dibenarkan, dengan cara melakukan pengalihan ke aktivitas lainnya.



 
 Sumber: Whitbourne,Halgin.Psikologi Abnormal.Jakarta:Salemba Humanika.2010
                 Basuki,Heru.Psikologi Umum2.Jakarta:Gunadarma.2008
                 Lubis,Lumongga,Namora.Depresi Tinjauan Psikologi.Jakarta:Kencana.2009

Jumat, 06 April 2012

TUGAS TULISAN

INGIN BUNUH DIRI ???

Kita semua tentu pernah bahkan sering mengalami persoalan yang berat, rumit, dan persoalan yang seakan tidak akan pernah ada jalan keluarnya, persoalan yang seakan semuanya itu membuat kita menjadi tak berarti, seakan kita sudah tak bernyawa lagi. Tekanan-tekanan yang didapatkan dari lingkungan,baik dari lingkungan keluarga, sekolah, kampus, kantor, dan lingkungan disekitar kita. Semuanya dapat mempengaruhi kehidupan kita, dapat menjadi sebuah layaknya ancaman nuklir yang kapan saja bisa menyerang diri kita, membuat hati kita hancur berkeping-keping, membuat kokohnya kaki ini menompang diri seakan remuk tak tertata lagi, membuat otak ini seakan tak berfungsi lagi. Semua ini tentu dapat terjadi kapanpun, ketika masalah-masalah tersebut datang tiada hentinya pada kehidupan kita. Rasa sesal, lelah, kesal, hingga putus asa dirasakan pada saat itu juga, segala keinginan untuk mengakhiri hidup seakan selalu setia hinggap didiri kita. Permasalahan, beban hidup yang sedang dialamilah yang membuat diri kita sering merasakan hal tersebut. Kebanyakan dari mereka yang ingin mengakhiri hidup ialah mereka yang tidak memiliki teman dekat, teman curhat, atau orang-orang yang terdekat mereka pun tak mau tahu akan mereka hingga bisa saja mereka yang malah selalu banyak tertekan karena orang-orang yang terdekat dengan mereka. Berapa banyak diri kita menyerah??? Seberapa banyakkah diri kita merasa tidak sanggup lagi untuk melanjutkan jalan hidup kita??? Ketika kita sedang berada di suatu persoalan kita lebih sering menyelesaikan permasalahan tersebut dengan keadaan marah, sedih, kesal, tidak dengan kepala dingin, tentu kita tidak menemukan penyelesaian nya,atau jalan yang kita pilih tentu salah. Tak jarang diri kita pun menjadi labil, tidak memiliki pendirian.
Yang bisa dilakukan ketika diri ini sudah merasa tidak sanggup lagi ialah menyendiri, menenangkan diri, mencoba menyurutkan emosi dan ego di dalam diri perlahan-lahan. Mencoba kita jadikan persoalan dan beban yang ada didalam diri kita itu sekecil mungkin, jangan membuat persoalan itu seakan menjadi persoalan yang sangat besar. Berfikirlah bahwa persoalan itu sudah pasti ada jalan keluarnya, kuatkan iman kita, tetap slalu percaya bahwa Tuhan tidak pernah memberikan suatu coba’an yang melewati batas kemampuan kita dan tidak mungkin Tuhan memberikan coba’an tersebut tampa ada jalan keluarnya. Mencoba untuk mencari keputusan dengan keadaan sudah tenang, berfikirlah secara matang-matang, fikirkan juga hal apakah yang akan terjadi apabila kita memilih keputusan tersebut. Jangan sampai kita salah mengambil keputusan tersebut. Berusaha untuk tidak merasa kita tidak memiliki teman, jangan berfikir bahwa kita hidup hanya seorang diri, sekalipun jika memang kamu selama ini benar-benar hanya seorang diri tampa ada yang kamu sayangi, menyayangi, memperhatikan kita. Anggaplah persoalan yang kita hadapi sebuah perhatian istimewa yang harus kita terima dan kita hadapi dengan suka cita. Tidak perlu merasakan hidup sebatang kara, karena sudah jelas kita memiliki Tuhan Allah, Dialah sahabat sejati kita. Ingat kita hidup bukan untuk sengsara, tapi kita hidup untuk merasakan indahnya kehidupan baik suda dan duka. Berusaha untuk selalu bisa tertawa, tersenyum, tidak selalu serius, tidak untuk slalu pesimis. Yang bisa membuat dirimu bahagia ialah dirimu sendiri, bukan dari orang lain. Berusaha untuk dapat lebih terbuka, dan yakin bahwa kita akan dengan segera dapat menemukan cinta yang kita cari, sebab cinta merupakan salah satu cara yang kuat untuk mencegah seseorang mengakhiri hidup.
            Cinta tersebut tidak harus cinta dari kekasih, tetapi cinta dari teman-teman, sahabat, keluarga, hingga dari orang-orang yang membenci kita, nikmatilah hidup ini, sebab jika tahu bagaimana diri kita sesungguhnya maka kita akan lebih bisa menikmati hidup dan menyelesaikan persoalan hidup ini. Tidak ada salahnya apabila kita juga bisa lebih dapat membantu orang-orang disekitar kita dalam menyelesaikan masalahnya, sekedar menjadi pendengar yang baik, dan selalu memberikan masukan-masukan yang baik, dan memberikan perhatian terhadap orang disekeliling kita itu sudah sangat membantu mereka untuk tetap semangat menjalani dan menyelesaikan persoalannya. Selalu mensyukuri akan segala yang ada dihidup ini dan selalu untuk membuka hati pikiran dan mata ini untuk menemukan kebahagiaan tersebut. Tekanan-tekanan dan permasalahan hidup tersebut sedikit demi sedikit akan menjadi suatu beban yang sangat berat sehingga manusia akan menjadi stres, tak jarang pula mereka menjadi stroke, sampai-sampai banyak juga karena tidak dapat meluapkan persoalan yang ada di dalam diri mereka menjadi gila, secara jasmanipun kesehatan mental mereka jadi terganggu pula. Penyebab stres tentu bermacam-macam bisa karena pasca trauma, misalnya masalalunya pernah mengalami kekerasan dari orangtua, teman-teman, atau saudaranya. Kecemasan yang terus berlanjut sehingga menjadikan orang tersebut menjadi penakut, pesimis, karena mereka menjadikan sesuatu persoalan ialah akhir dari diri mereka.

Sumber: Whitbourne,Halgin.Psikologi Abnormal.Jakarta:Salemba Humanika.2010

TUGAS TULISAN

Martabak tahu
            Ada tips membuat martabak tahu agar lebih enak tapi sehat, berikut tipsnya :
·         Siapkan 1 buah tahu putih
·         1 wortel import
·         Paprika hijau dan merah
·         Garam dan Micin
·         Lada putih
·         1 bks Masako
·         2 telur
Cara membuat :
·         Hancurkan tahu dalam mangkok
·         Iris wortel menjadi kecil-kecil
·         Iris paprika secukupnya
·         Kemudian campur dalam tahu
·   Masukan telur yang sudah di kocok, garam, micin, lada, dan masako secukupnya.
·         Aduk hingga rata
·      Masak dalam minyak yang sudah panas, dan angkat ketika warna sudah kecoklatan diatas api yang sedang. Martabak tahu siap disajikan.

TUGAS TULISAN

" DUA ORANG ASING "

Diangkat dari sebuah buku “Chicken Soup for the Soul” yang bertema “ Dua Orang Asing “ dimana ada seorang wanita tinggal di Michigan berusia 26 tahun,  yang memiliki impian untuk dapat bekerja dengan anak-anak di  YMCA di Colorado Springs. Akan tetapi keinginan yang menurutnya sebuah hidup baru yang mengembirakan untuk meninggalkan sebuah pekerjaan yang tidak berarti tidak dapat berjalan sesuai keinginan. Selama empat dari tujuh minggu di Colorado Springs wanita malah menghabiskan waktu dengan keadaan sakit, semua itu karena letak Colorado yang tinggi membuat wanita berusia 26 tahun selalu kambuh penyakit asmanya. Hingga pada saat itu juga wanita ini memutuskan untuk pulang ke rumah orangtuanya meskipun sebenarnya dia tidak ingin pulang karena tidak mau statusnya berubah menjadi wanita 26 tahun mengganggur, tinggal di rumah orangtua, dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan hidupnya. Tentu hal ini cukup berat dirasakan, karena keinginannya terhalang oleh penyakit asmanya. Di tengah perbatasan Michigan wanita ini beristirahat di sebuah hotel dan memutuskan untuk melanjutkan perjalan keesokan harinya. Sepanjang memasuki kamar hotel wanita ini tidak sadar bahwa mesin pendingin dalam mobilnya belum dimatikan. Keesokan harinya wanita ini pun merasa sangat kesal akan kondisi saat itu juga, asma yang juga belum sembuh dan kondisi mobil yang mogok tidak bisa hidupkan. Merasa stres medis dan mental itulah kata yang tetap untuk menggambarkan suasana saat itu juga. Pada saat itu dia berfikir bahwa “Tuhan kali ini sepertinya lebih senang menembus batas kekuatan-ku”. Setelah lama duduk di ruang tunggu ada seorang perempuan separuh baya yang duduk tak jauh dari wanita ini. Pertanyaan dan sapa pun berlangsung cukup lama, hingga pada saatnya mobil ibu ini sudah selesai ibu tersebut mengucapkan selamat tinggal, akan tetapi ibu itu berbalik lagi dan mengatakan “ Purtiku meninggal beberapa tahun lalu, sampai saat ini sulit melakukan hal-hal yang sederhana sekalipun. Tetapi sesekali aku bertemu dengan seseorang yang mengingatkanku padanya, aku percaya kadang-kadang Tuhan menempatkan seseorang di jalanku untuk mengingatkanku tentang dia dan menunjukan purtiku masih bersamaku dan aku bisa melewati semua ini”. Wanita itupun hanya bisa terdiam dan menangis. Sejak hari itu wanita tersebut tidak pernah mempertanyakan mengapa hal-hal buruk, hal-hal lucu, atau apa pun kadang-kadang terjadi padanya, dan dia tidak akan lagi bertanya “mengapa harus aku?” ketika dia berada di dalam sebuah persoalan.
            Apapun yang dialami oleh wanita ini tersebut kita juga pernah mengalami situasi yang sama bahkan lebih dari situasi dia. Keadaan stres madis dan mental tentu selalu ada pada kehidupan seseorang. Mental yang dialami wanita tersebut merupakan salah satu dari perilaku klinis yang signifikan, secara psikologis atau pola yang terjadi pada wanita tersebut merupakan tekanan yang sedang terjadi, dan ketidakmampuan dari apa yang dialaminya.

Sumber : Canfield.Jack.2010.Chicken Soup for the Soul.Jakarta:Gramedia

Sabtu, 24 Maret 2012

TUGAS KESEHATAN MENTAL

Apakah itu sehat ??? Seperti apakah orang yang sehat itu??? Apakah diri anda sudah sehat??? Hingga bagaimana kah kepribadian mental ??? Mungkin selama ini yang kita ketahui orang yang sehat mental ialah orang yang tidak memiliki penyakit, tidak memiliki catat, maka dari sana tugas kali ini akan menjabarkan sedikit pengertian hingga sejarah akan kesehatan mental.

      1. KONSEP SEHAT BESERTA DIMENSINYA

Konsep sehat yaitu dimana keadaan seeorang tersebut memiliki kesehatan yang baik jauh dari ketidak sempurnaan pada kesehatan jasmani maupun rohani, baik pikiran, emosional, dan spiritual. Kesehatan dalam keadaan sempurna , baik dari fisik, mental maupun sosial, dan tidak hanya terhindar dari berbagai penyakit, cacat, dan penyakit permanen lainnya. Disini dikatakan baik dalam pikiran yaitu seperti dalam akal dan berfikir. Emosional seperti hal kemampuan seseorang dalam hal menanggapi suatu permasalahan dan pengekspresian akan sesuatu hal yang sedang difikirkan atau yang sedang ia pendam. Sedangkan spiritual seperti keagamaan, iman, dan bagaimana seseorang tersebut menempatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat. Dimensi kesehatan mental itu terbagi menjadi empat, yaitu:
  • Fisik, dimana seseorang memiliki fisik yang baik dan sehat
  • Mental, dimana secara mental seseorang dapat mengendalikan emosi dan perasaan dalam diri.
  • Sosial, seseorang mampu membaur atau menempatkan diri terhadap lingkungan sosialnya.
  • Ekonomi, seseorang dapat memenuhi dan terpenuhi segala kebutuhan sehari-hari.

  1. SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Sebelum tahun 1600 dan taun 1692 gangguan mental tidak dianggap sebagai sakit.
·         Pada tahun 1600
Masyarakat Amerika menyimpulkan bahwa orang yang mengalami gangguan mental ialah orang yang dirasuki oleh roh-roh yang ada disekitarnya karena mereka dianggap telah melakukan kesalahan dalam menyatakan masalahnya.
·         Pada tahun 1692
Pada era ini masyarakat mendapati pengaruh dari para imigran dari eropa yang beragama nasrani beranggapan gangguan mental itu ialah orang yang terkena sihir dan diguna-guna. Hal ini membuat masyarakat takut dan membenci orang yang dianggap memiliki ilmu sihir.
Berbeda dengan di Eropa, khususnya Inggris, sebelum abad ke-17 orang yang memiliki gangguan mental disamakan dengan para penjahat dan semacamnya sehingga mereka dimasukan ke dalam tahanan.
·         Tahun 1724
Pendeta Cotton Mather mematahkan takhayul yang ada di masyarakat tentu yang berkaitan dengan sakit jwa.
·         Tahun 1812
Benjamin Rush menangani masalah penanganan secara manusiawi untuk menyelesaikan masalah untuk penyakit mental.
·         Tahun 1843
Kurang lebih terdapat 24 rumah sakit memiliki 2.561 tempat untuk menangani penyakit kesehatan mental.
·         Tahun 1908
Clifford Beers menulis buku tentang Found Itself dimana buku ini memiliki visi mengenai gerakan kesehatan mental.
·         Tahun 1909
Sigmund Freud mengajarkan psikoanalisa di Universitas Clark di Worcester.
·         Tahun 1910
Emil Kraepelin pertama kali yang mengambarkan penyakit alzheimer, dan mengembangkan alat tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan epilepsi.
·         Tahun 1918
Asosiasi psikoanalisa membuat aturan bahwa hanya orang yang telah lulus kedokteran dan menjalankan paktek psikiatri yang dapat memilih calon untuk pelatihan psikoanalisa.
·         Tahun 1920-an
Komite Nasional untuk Mental Higiene menghasilkan satu set model undang-undang komitmen yang dimasukan ke dalam aturan beberapa negara.
·         Tahun 1930-an
Psikiater mulai menginjeksikan insulin yang menyebabkan koma dan shock sementara sebagai suatu treatment untuk penderita schizofrenia.
·         Tahun 1936
Agas Moniz mempublikasiakan laporan mengenai lobotomi frontal manusia yang pertama.
·         Tahun 1940-an
Elektroterapi yaitu dengan cara mengaplikasikan listrik tersebut ke otak. Cara ini pertama kali dilakukan di Amerika untuk menangani masalah ganguan mental.
·         Tahun 1947
Fountain House di New York City telah memulai rehabilitas psikiatrik untuk mereka yang sakit mental.
·         Tahun 1950
Telah dibentuk NAMH ( Association of Mental Health ).
·         Tahun 1952
Obat antipsikotik konvensional pertama yaitu Chlorpromazise.
·         Tahun 1960-an
Para media Inggris mengungkapkan akan kesehatan mental dengan menampilkan orang-orang yang pernah mengalami sakit mental agar mereka berbagi akan cerita pada saat mereka mengalami gangguan mental.
Jadi dari tahun 1724 sampai pada tahun 1960-an Gangguan Mental dianggap sebagai sakit atau penyakit.
·         Tahun 1961
Thomas Szasz menyatakan bahwa “sakit mental” sebenarnya tidaklah betul-betul “sakit”, tetapi merupakan tindakan orang yang secara mental tertekan karena harus bereaksi terhadap lingkungan.
·         Tahun 1962
Pada tahun ini terdapat 422.000 jiwa yang mengalami gangguan dan di rumah sakit untuk perawatan psikiatris di Amerika Serikat.
·         Tahun 1970
Pada tahun inilah dimulainya deinstitusional massal.
·         Tahun 1979
NAMH menjadi the National Mental Helath Association (NMHA).
·         Tahun 1980
Pada saat ini munculnya perawatan terencana.
Jadi dari tahun 1961 sampai pada tahun 1980 Gangguan Mental dianggap Sebagai Bukan Sakit. Hingga pada sejarah akan kesehatan mental yang terakhir yaitu melawan diskriminasi terhadap gangguan mental, yang terjadi pada;
·         Tahun 1990
NMHA memainkan peran pentingnya dalam memunculkan Disabilities Act, yang artinya melindungi warga Amerika dari deskriminasi.
·         Tahun 1994
Pada tahun ini diperkenalkan obat antipsikotik atipikal.
·         Tahun 1997
Para peneliti menemukan kaitan genetik pada gangguan bipolar yang menunjukan bahwa penyakit ini diturunkan.

Sumber ;  Hall, Calvin S. & Gardner Lindzey. (1993). Psikologi Kepribadian: Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius
Sarwono, Sarlito W. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers
Whitbourne, Susan Kraus. (2010). Psikologi Abnormal: Perspektif Klinis Pada Gangguan Psikologis. Jakarta: Salemba Humanika

KESEHATAN MENTAL

Apakah itu sehat ??? Seperti apakah orang yang sehat itu??? Apakah diri anda sudah sehat??? Hingga bagaimana kah kepribadian mental ??? Mungkin selama ini yang kita ketahui orang yang sehat mental ialah orang yang tidak memiliki penyakit, tidak memiliki catat, maka dari sana tugas kali ini akan menjabarkan sedikit pengertian hingga sejarah akan kesehatan mental.

      1. KONSEP SEHAT BESERTA DIMENSINYA

Konsep sehat yaitu dimana keadaan seeorang tersebut memiliki kesehatan yang baik jauh dari ketidak sempurnaan pada kesehatan jasmani maupun rohani, baik pikiran, emosional, dan spiritual. Kesehatan dalam keadaan sempurna , baik dari fisik, mental maupun sosial, dan tidak hanya terhindar dari berbagai penyakit, cacat, dan penyakit permanen lainnya. Disini dikatakan baik dalam pikiran yaitu seperti dalam akal dan berfikir. Emosional seperti hal kemampuan seseorang dalam hal menanggapi suatu permasalahan dan pengekspresian akan sesuatu hal yang sedang difikirkan atau yang sedang ia pendam. Sedangkan spiritual seperti keagamaan, iman, dan bagaimana seseorang tersebut menempatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat. Dimensi kesehatan mental itu terbagi menjadi empat, yaitu:
  • Fisik, dimana seseorang memiliki fisik yang baik dan sehat
  • Mental, dimana secara mental seseorang dapat mengendalikan emosi dan perasaan dalam diri.
  • Sosial, seseorang mampu membaur atau menempatkan diri terhadap lingkungan sosialnya.
  • Ekonomi, seseorang dapat memenuhi dan terpenuhi segala kebutuhan sehari-hari.

  1. SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Sebelum tahun 1600 dan taun 1692 gangguan mental tidak dianggap sebagai sakit.
·         Pada tahun 1600
Masyarakat Amerika menyimpulkan bahwa orang yang mengalami gangguan mental ialah orang yang dirasuki oleh roh-roh yang ada disekitarnya karena mereka dianggap telah melakukan kesalahan dalam menyatakan masalahnya.
·         Pada tahun 1692
Pada era ini masyarakat mendapati pengaruh dari para imigran dari eropa yang beragama nasrani beranggapan gangguan mental itu ialah orang yang terkena sihir dan diguna-guna. Hal ini membuat masyarakat takut dan membenci orang yang dianggap memiliki ilmu sihir.
Berbeda dengan di Eropa, khususnya Inggris, sebelum abad ke-17 orang yang memiliki gangguan mental disamakan dengan para penjahat dan semacamnya sehingga mereka dimasukan ke dalam tahanan.
·         Tahun 1724
Pendeta Cotton Mather mematahkan takhayul yang ada di masyarakat tentu yang berkaitan dengan sakit jwa.
·         Tahun 1812
Benjamin Rush menangani masalah penanganan secara manusiawi untuk menyelesaikan masalah untuk penyakit mental.
·         Tahun 1843
Kurang lebih terdapat 24 rumah sakit memiliki 2.561 tempat untuk menangani penyakit kesehatan mental.
·         Tahun 1908
Clifford Beers menulis buku tentang Found Itself dimana buku ini memiliki visi mengenai gerakan kesehatan mental.
·         Tahun 1909
Sigmund Freud mengajarkan psikoanalisa di Universitas Clark di Worcester.
·         Tahun 1910
Emil Kraepelin pertama kali yang mengambarkan penyakit alzheimer, dan mengembangkan alat tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan epilepsi.
·         Tahun 1918
Asosiasi psikoanalisa membuat aturan bahwa hanya orang yang telah lulus kedokteran dan menjalankan paktek psikiatri yang dapat memilih calon untuk pelatihan psikoanalisa.
·         Tahun 1920-an
Komite Nasional untuk Mental Higiene menghasilkan satu set model undang-undang komitmen yang dimasukan ke dalam aturan beberapa negara.
·         Tahun 1930-an
Psikiater mulai menginjeksikan insulin yang menyebabkan koma dan shock sementara sebagai suatu treatment untuk penderita schizofrenia.
·         Tahun 1936
Agas Moniz mempublikasiakan laporan mengenai lobotomi frontal manusia yang pertama.
·         Tahun 1940-an
Elektroterapi yaitu dengan cara mengaplikasikan listrik tersebut ke otak. Cara ini pertama kali dilakukan di Amerika untuk menangani masalah ganguan mental.
·         Tahun 1947
Fountain House di New York City telah memulai rehabilitas psikiatrik untuk mereka yang sakit mental.
·         Tahun 1950
Telah dibentuk NAMH ( Association of Mental Health ).
·         Tahun 1952
Obat antipsikotik konvensional pertama yaitu Chlorpromazise.
·         Tahun 1960-an
Para media Inggris mengungkapkan akan kesehatan mental dengan menampilkan orang-orang yang pernah mengalami sakit mental agar mereka berbagi akan cerita pada saat mereka mengalami gangguan mental.
Jadi dari tahun 1724 sampai pada tahun 1960-an Gangguan Mental dianggap sebagai sakit atau penyakit.
·         Tahun 1961
Thomas Szasz menyatakan bahwa “sakit mental” sebenarnya tidaklah betul-betul “sakit”, tetapi merupakan tindakan orang yang secara mental tertekan karena harus bereaksi terhadap lingkungan.
·         Tahun 1962
Pada tahun ini terdapat 422.000 jiwa yang mengalami gangguan dan di rumah sakit untuk perawatan psikiatris di Amerika Serikat.
·         Tahun 1970
Pada tahun inilah dimulainya deinstitusional massal.
·         Tahun 1979
NAMH menjadi the National Mental Helath Association (NMHA).
·         Tahun 1980
Pada saat ini munculnya perawatan terencana.
Jadi dari tahun 1961 sampai pada tahun 1980 Gangguan Mental dianggap Sebagai Bukan Sakit. Hingga pada sejarah akan kesehatan mental yang terakhir yaitu melawan diskriminasi terhadap gangguan mental, yang terjadi pada;
·         Tahun 1990
NMHA memainkan peran pentingnya dlam memunculkan Disabilities Act, yang artinya melindungi warga Amerika dari deskriminasi.
·         Tahun 1994
Pada tahun ini diperkenalkan obat antipsikotik atipikal.
·         Tahun 1997
Para peneliti menemukan kaitan genetik pada gangguan bipolar yang menunjukan bahwa penyakit ini diturunkan.

    3. PRIBADI SESEORANG BERKEMBANG MENURUT ERIKSON DAN FREUD

         ERIKSON
Erikson telah mengemukakan bahwa perkembangan itu berlangsung melalui tahap-tahap dimana seluruh tahap tersebut ada delapan tahap. Keempat tahap yang pertama terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak, tahap kelima pada adolesen, dan ketiga tahap saat dewasa dan pada saat usia tua. Erikson berpendapat bahwa tekanan khusus diletakan pada masa adolesen karena pada masa tersebut terjadi peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Dalam buku yang digunakan Erikson menyimpulkan ada 8 versus menurutnya dalam perkembangan dalam kepribadian, yaitu;
o   Kepercayaan Dasar versus Kecurigaan Dasar
o   Otonomi versus Perasaan Malu dan Keragu-raguan
o   Inisiatif versus Kesalahan
o   Kerajinan versus Inferioritas
o   Identitas versus Kekacauan Identitas
o   Keintiman versus Isolasi
o   Generativitas versus Stagnasi
o   Integritas versus Keputusasaan

·         FREUD
Freud mengakatakan bahwa kepribadian berkembang sebagai respon terhadap empat sumber tagangan pokok, yaitu:
o   Proses-proses pertumbuhan fisiologis
o   Frustasi-frustasi
o   Konflik-konflik
o   Ancaman-ancaman
Identifikasi dan pemindahan diartikan sebgai dua cara yang digunakan individu untuk belajar mengatasi frustasi-frustasi, konflik-konflik, dan kecemasan-kecemasan. Dalam Identifikasi anak mengidentifikasikan dirinya dengan orantuanya, karena pada pehamahaman atau pandangan anak tersebut orangtua tampak maha kuasa. Ketika anak bertambah besar disaat itulah anak sedah dapat menemukan orang lain yang prestasinya lebih sejalan terhadap hasrat mereka untuk diidentifikasi.Identifikasi juga merupakan cara dimana orang dapat memperoleh kembali suatu objek yang telah hilang sebelumnya. Pemindahan disini jelaskan apabila objek asli yang dipilih insting tidak dapat dicapai karena adanya rintangan dari luar maupun dari dalam. Freud mengatakan bahwa perkembangan peradaban dimungkinkan oelh pengekangan terhadap pemilihan objek primitif dan pengalihan energi insting kesaluran yang dapat diterima oleh masyarakat dan secara kultural kreatif. Freud mengemukakan bahwa tahap-tahap perkembangan tersebut melalui beberapa tahap seperti tahap oral, tahap anal, tahap phalik, dan yang terakhir tahap genital.

4.        4. APA ITU KEPRIBADIAN SEHAT ?

Seseorang dikatakan suatu pribadi yang sehat berarti orang tersebut telah memiliki kesehatan secara menyeluruh, baik dalam diri maupun dari luar diri. Pribadi yang sehat yaitu pribadi yang memiliki tingkah laku yang baik dan normal. Bukan hanya sekedar dari hal tersebut saja tetapi dari banyak hal, seperti cara kita mengakpresiasikan sebuah emosi yang ada dalam diri kita, tingkah laku kita didalam masyarakat, hingga pada kebiasaan cara hidup kita. Kadang di kehidupan kita sehari-hari banyak kita temui masyarakat yang sering bertingkah laku aneh di mata kita, contohnya mereka sering tiba-tiba marah secara meledak-ledak dan tiba-tiba tenang kembali, secara jasmani mereka memang terlihat tidak memiliki penyakit atau sedang depresi dan sebagainya, akan tetapi hal tersebut tetap saja masuk dalam kategori kepribadian yang tidak sehat, sebab mereka tidak dapat bersikap maupun mengontrol emosi dalam jiwa dengan baik.
Sumber ;  Hall, Calvin S. & Gardner Lindzey. (1993). Psikologi Kepribadian: Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius
Sarwono, Sarlito W. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers
Whitbourne, Susan Kraus. (2010). Psikologi Abnormal: Perspektif Klinis Pada Gangguan Psikologis. Jakarta: Salemba Humanika