Senin, 16 April 2012

Stres

Semua manusia tentu pernah mengalami stres bahkan ada juga terlalu sering mengalami stres maupun depresi. Sekalipun jika kita hidup sendiri tentu hal terebut akan memacu sesaorang menjadi jenuh dan deperesi yang lama kelamaan akan berubah menjadi stres, akan tetapi ini bukan arti dari stres yang akan kita bahas. Tahukah anda bahwa sistem syaraf juga memerlukan rangsangan agar tetap dapat terlatih hingga selanjutnya bisa tetap berfungsi dengan baik. Ada stres jelek dimana stres yang terlalu kuat dan bertahan lama. Stres yang seperti inilah yang dapat mengganggu kesehatan jasmani dan rohani seseorang. Terkadang ada stres yang berkelanjutan yang timbul karena polusi udara dan kebisingan, kepadatan dan kemacetan lalulintas, tindakan kejahatan, beban kerja yang belebihan, atau bisa juga karena kehilangan seseorang yang dicintai dalam bencana atau kecelakaan. Pengertian stres oleh Atkinson, “ Stres terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya.” Keadaan sosial, lingkungan, dan fisikal yang menyebabkan stres dinamakan stresor. Sementara reaksi orang terhadap peristiwa tesebut dinamakan respon stres, atau secara singkat disebut stres. Sedangkan menurut Lazarus, “ Stres adalah bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan, yang dinilai individu sebagai sesuatu yang membebani atau melampaui kemampuan yang dimilikinya.

Karakteristik Peristiwa Stres
Ada beberapa peristiwa yang menyebabkan stres seperti halnya perang, gempa bumi, bom atau kecelakaan nuklir, perubahan besar dalam kehidupan seseorang seperti pindah rumah baru, pindah pekerjaan, kehilangan teman, menderita penyakit serius, pergumulan dalam kehidupan sehari-hari, kehilangan barang-barang berharga, terjebak dalam kemacetan, hingga perbedaan-perbedaan pendapat. Beberapa sumber dari stres :
1.      Peristiwa Traumatik
Yaitu situasi bahaya ekstrim di luar rentang pengalaman manusia yang lazim. Misalnya bencana alam, gempa bumi, kecelakaan, penyerangan fisik.
2.      Peristiwa yang tidak dapat dikendalikan
Peristiwa besar yang tidak dapat dikendalikan. Misalnya ditinggal orang dicintai, terserang penyakit serius, cacat, dipecat. Sedangkan peristiwa ringan yang tidak dapat dikendalikan misalnya tidak mendapatkan maaf dari seseorang, dan jadwal pergi yang tertunda. Stres yang muncul dikarenakan ketidakmampuan atas mengontrol terjadinya suatu peristiwa.

Adapun reaksi psikologis sebagai berikut :
·         Kecemasan
Kecemasan adalah emosi tidak menyenangkan yang ditandai oleh perasaan seperti khawatir, prihatin, tegang, dan rasa takut yang dialami oleh semua manusia tetapi dengan kadar dan tingkatan yang berbeda-beda. Salah satu definisi kecemasan yaitu takut akan kelemahan.Apabila seseorang mengalami peristiwa di luar rentang penderitaan manusia normal seperti pemerkosaan, bencana alam, penculikan, maka akan mengalami suatu kumpulan berat yang berkaitan dengan kecemasan dan dikenal dengan gangguan stres pasca-traumatik. Gejala-gejalanya seperti mati rasa terhadap dunia seperti hilangnya minat untuk beraktivitas dan merasa tersingkir, kecenderungan menghidupkan trauma secara berulang-ulang dalam kenangan, dan gangguan tidur, sulit berkonsentrasi, hingga kesiagaan yang berlebihan.
·         Kemarahan dan Agresi
Reaksi ini timbul apabila upaya seseorang untuk menggapai suatu tujuan terhalang, akibatnya muncul dorongan agresi dan selanjutnya memotivasi perilaku untuk merusak objek atau orang yang membuat dia menjadi frustasi tersebut.
·         Apati dan Depresi
Respon ini merupakan respon dimana objek menarik diri dan apati. Jika kondisi stres akan terus berjalan hingga individu tidak dapat mengatasinya, maka apati dapat menjadi semakin berat dan meningkat menjadi stres. Tekanan-tekanan yang terus berlanjut inilah yang semakin mudah memacu seseorang untuk menjadi stres.
·         Gangguan Kognitif
Selain reaksi-reaksi emosional pada stres, orang juga dapat menunjukan gangguan kognitif berat jika berhadapan dengan stresor yang serius. Sehingga membuat sulit berkonsentrasi, sulit mengorganisir pikiran secara logis. Konflik-konflik yang terjadi sehingga tidak dapat diselesaikan dengan baik, hal ini tentu juga akan mengganggu pekerjaan bahkan akan cenderung memburuk. Gangguan kognitif ini timbul karena dua faktor, seperti tingkat rangsang emosional yang tinggi dan gangguan kognitif dari pemikiran yang terus menerus muncul dan mengganggu dalam otak ketika berhadapan dengan stresor.
Tuntutan yang secara umum dapat memunculkan stres dan beberapa bentuk dari stres tersebut:
1.      Frustasi
Frustasi muncul apabila usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan mendapatkan hambatan dan gegagalan. Hambatan tersebut dapat dari lingkungan maupun dari individu.
2.      Konflik
Apabila individu dihadapkan pada suatu keharusan untuk memilih salah satu diantara kebutuhan dan tujuan.
3.      Tekanan
Apabila individu mendapatkan tekanan atau paksaan untuk mencapai suatu hal tertentu untuk bertingkah laku dengan cara tertentu.
4.      Ancaman
Antipasi indvidu terhadap hal-hal yang merugikan atau tidak bagi dirinya.

Kecakapan dalam menanggulangi masalah :
            Ada dua strategi dalam proses seseorang untuk menghadapi tuntutan yang menimbulkan stres atau coping :
·         Strategi Terfokus Masalah ( Problem Focus Coping ), yaitu upaya utnuk memfokuskan perhatian pada masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi dengan terus berfikir untuk menemukan cara untuk mengubahnya atau menghindarinya. Gunanya untuk menentukan masalahnya, mencari pemecahan alternatif, menimbang-nimbang alternatif, dan memilih salah satunya dan mengimplementasikannya. Hasil menunjukan dengan Strategi Terfokus Masalah dapat mempersingkat waktu berlangsungnya depresi dan efektif dalam membantu mereka mengatasi depresi dan bereaksi secara lebih adaptif terhadap stresor.
·         Strategi Terfokus Emosi ( Emotional Focus Coping ), yaitu upaya untuk mencegah emosi negatif menguasai diri seseorang atau mencegah terjadinya masalah yang tidak dapat dikendalikan. Moss telah meneliti dan membagi cara-cara untuk mengatasi persoalan tersebut yaitu Strategi Perilaku seprti latihan fisik untuk beralih dari masalah, dan strategi kognitif dimana berusaha untuk tidak khawatir akan permasalahan tersebut, dan menyingkirkan sejenak masalah-masalah tersebut. Adapun strategi perenungan dan pengalihan oleh Nolen Hoeksema.
·         Strategi Pengindaran Negatif ( Negative Avoidant Strategies) yaitu aktivitas yang dapat mengalihkan kita dari mood, tetapi berbeda dari strategi pengalihan.

Mekanisme Pertahanan Sebagai Strategi terfokus emosi
Adapun jenis-jenis dari Defense mechanism, yaitu :
·         Represi
Freud menganggap represi merupakan mekanisme pertahanan yang paling dasar dan yang paling penting. Dalam represi, impuls dan memori yang menimbulkan rasa malu, rasa bersalah, atau sikap mencela diri sendiri, ditekan atau direpresi masuk alam bawah sadar.
·         Rasionalisme
Sebagai bentuk mekanisme pertahanan tidak sama artinya dengan bertindak secara rasional. Fungsi dari rasional sendiri yaitu untuk menghilangkan kekecewaan pada saat kita gagal mencapai tujuan dan merasionalisasikan apa yang telah kita lakukan untuk menempatkan perilaku kita dalam pandangan yang lebih menguntungkan.
·         Pembentukan Reaksi
Pembentukan reaksi terjadi ketika orang melakukan perbuatan yang sebaliknya dari motif yang sesungguhnya.
·         Proyeksi
Perilaku seseorang yang menutupi kualitas perilakunya yang tidak layak atau kurang baik, kemudian mengenakan atau memproyeksikan kualitas ata sifat yang tidak baik tersebut kepada orang lain.
·         Penyangkalan
Upaya untuk mengingkari atau menolak kenyataan negatif yang ada pada diri atau pada keluarga.
·         Intelektual
Upaya melepaskan diri dari situasi stres dan menghadapi dengan menggunakan istilah yang abstrak dan intelektual. Cara ini sering digunakan oleh masalah pada kehidupan terhadap pekerjaan.
·         Pengalihan
Mekanisme yang dapat menurunkan kecemasan dan memuaskan motif yang tidak dapat dibenarkan, dengan cara melakukan pengalihan ke aktivitas lainnya.



 
 Sumber: Whitbourne,Halgin.Psikologi Abnormal.Jakarta:Salemba Humanika.2010
                 Basuki,Heru.Psikologi Umum2.Jakarta:Gunadarma.2008
                 Lubis,Lumongga,Namora.Depresi Tinjauan Psikologi.Jakarta:Kencana.2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar